BAB I
PENDAHULUAN
Koordinasi dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan
harus ada dalam suatu organisasi, karena koordinasi dan komunikasi merupakan
pendukung tercapainya tujuan yang ada dalam suatu organisasi. Komunikasi dan
koordinasi di sini berhubungan dengan kepemimpinan dari suatu organisasi, baik
organisasi dalam pendidikan maupun di luar pendidikan.
Dengan koordinasi dan komunikasi yang baik dalam suatu organisasi,
maka akan menghasilkan hasil yang baik pula, serta lebih maksimal dalam
mencapai tujuan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemimpin
dengan bawahan, ataupun sesama anggota yang ada dalam suatu organisasi. Intinya
adalah harus ada kerjasama yang baik antar semua komponen yang ada dalam suatu
organisasi.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang koordinasi dan komunikasi,
karena keduanya merupakan unsur tercapainya keberhasilan dalam suatu organisasi
dan manajemennya. Semoga materi yang kami sampaikan bisa menambah wawasan para
pembaca dan dapat memberikan kontribusi khususnya dalam bidang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Koordinasi
1.
Pengertian
Koordinasi
Koordinasi berasal dari bahasa latin, yakni cum yang berarti
berbeda-beda, dan ordinare yang berarti penyusunan atau penempatan
sesuatu pada keharusannya. Koordinasi terkadang disebut juga kerjasama, akan
tetapi sebenarnya lebih dari pada sekedar kerjasama, karena dalam koordinasi
juga terkandung sinkronisasi. Sementara kerjasama merupakan suatu kegiatan
kolektif dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian
kerjasama dapat terjadi tanpa koordinasi, sedangkan dalam koordinasi pasti ada
upaya kerjasama.[1]
Koordinasi adalah pengaturan tata hubungan dari usaha bersama untuk
memperoleh kesatuan tindakan dalam pencapaian tujuan bersama. Koordinasi
merupakan proses yang mengatur pembagian kerja antarindividu atau antarkelompok
dalam suatu organisasi.[2]
Pokok-pokok pikiran intisari koordinasi, yaitu: Kesatuan tindakan
atau usaha, penyesuaian antarbagian, keseimbangan antarsatuan, keselarasan dan
sinkronisasi.
2.
Karakteristik
Koordinasi
a.
Tanggungjawab
koordinasi terletak pada pimpinan
b.
Koordinasi
adalah kerjasama
c.
Koordinasi
merupakan proses yang terus-menerus
d.
Pengaturan
usaha kelompok secara teratur
e.
Kesatuan
tindakan merupakan inti koordinasi
f.
Tujuan
koordinasi adalah tujuan bersama
3.
Prinsip
Koordinasi
a.
Harus
dimulai dari tahap perencanaan awal
b.
Menciptakan
iklim yang kondusif bagi kepentingan bersama
c.
Koordinasi
merupakan proses yang terus-menerus dan berkesinambungan
d.
Koordinasi
merupakan pertemuan-pertemuan bersama untuk mencapai tujuan
e.
Perbedaan
pendapat harus diakui sebagai pengayaan dan harus dikemukakan secara terbuka
dan diselidiki dalam kaitannya dengan situasi secara keseluruhan.[3]
4.
Syarat-Syarat
Koordinasi
a.
Memiliki
perasaan untuk bekerjasama.
b.
Melakukan
persaingan atau lomba untuk mencapai kemajuan.
c.
Harus saling menghargai satu sama lain. [4]
5.
Macam-Macam
Koordinasi
a.
Berdasarkan
ruang lingkupnya.
1)
Koordinasi
Intern
Yaitu
koordinasi antarpejabat atau antarunit di dalam suatu lembaga.
2)
Koordinasi
Ekstern
Yaitu
koordinasi antarpejabat dari berbagai lembaga atau antarlembaga.
b.
Berdasarkan
arah kegiatannya.
1)
Koordinasi
Vertikal (atasan dan bawahan).
2)
Koordinasi
Horisontal (setingkat)
3)
Koordinasi
Fungsional (persamaan fungsi dan kepentingan)
4)
Koordinasi
Diagonal (perbedaan fungsi)
6.
Manfaat
Koordinasi
a.
Menghilangkan
dan menghindarkan perasaan terpisahkan satu sama lain antara pengawas, kepala
sekolah, guru dan para personalia.
b.
Menghindarkan
perasaan atau pendapat bahwa dirinya atau jabatannya merupakan yang paling
penting.
c.
Mengurangi
dan menghindarkan kemungkinan timbulnya pertentangan antar-sekolah atau antara
pejabat dan pelaksana.
d.
Menghindarkan
timbulnya berebut fasilitas.
e.
Menghindarkan
terjadinya peristiwa menunggu yang memakan waktu lama.
f.
Menghindarkan
kemungkinan terjadinya kekembaran pekerjaan suatu kegiatan oleh sekolah.
g.
Menghindarkan
kemungkinan terjadinya kekosongan pekerjaan satu program oleh sekolah.
h.
Menumbuhkan
kesadaran para kepala sekolah untuk saling memberikan bantuan satu sama lain.
i.
Menumbuhkan
kesadaran untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.[5]
Dalam buku lain disebutkan manfaat dari koordinasi
adalah sebagai berikut:
a.
Koordinasi
akan memungkinkan suatu penyelesaian secara menyeluruh.
b.
Masing-masing
bagian yang membentuk keseluruhan menjadi sangat penting di bawah koordinasi.
c.
Koordinasi
mementingkan unsur-unsur manusia.[6]
B.
Komunikasi
1.
Pengertian
Dalam bahasa inggris communication berarti penyampaian
informasi. Dapat juga diartikan sebagai proses pemberitahuan rencana,
instruksi, petunjuk, saran, gagasan, pikiran kepada orang lain.[7]
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide,
penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok
ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau
kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi.[8]
2. Unsur-Unsur Komunikasi
a. Giver, adalah oraang yang
menyampaikan pesan.
b. Pesan, adalah informasiatau ide yang disampaikan.
c. Saluran, adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi
d. Receiver, adalah orang yang
menerima informasi.
3. Tujuan
a. Secara umum, mengadakan perubahan-perubahan, mempengaruhi tindakan
dan penyampaian informasi dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota
organisasi.
b. Secara khusus, antara lain:
1) Menetapkan dan menyebarkan tujuan organisasi
2) Menyusun rencana untuk mencapai tujuan
3) Mengorganisasikan SDM dan sumber daya lainnya
4) Menyeleksi dan menilai anggota organisasi
5) Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang
menimbulkan keinginan untuk memberi kontribusi.
6) Mengendalikan kinerja organisasi.[10]
4.
Prinsip
komunikasi
Prinsip-prinsip
komunikasi yang harus dilakukan komunikator antara lain :
a.
Penuh
minat terhadap materi pesan.
b.
Menarik
perhatian bagi komunikan.
c.
Dilengkapi
alat peraga.
d.
Menguasai
materi pesan.
e.
Mengulangi
bagian yang penting.
f.
Memiliki
kegunaan.
g.
Jangan
menganggap bahwa setiap orang sudah mengerti pesan yang kita berikan (perlu
umpan balik).
5.
Cara
melaksanakan komunikasi
a.
Komunikasi
tertulis.
b.
Komunikasi
lisan.
c.
Komunikasi
dengan gambar.
6. Macam-macam Komunikasi
a. Berdasarkan ruang lingkupnya
1) Komunikasi Intern
Yaitu komunikasi antarkomponen yang ada dalam suatu organisasi.
2) Komunikasi Ekstern
Yaitu bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di
sekitarnya.[11]
b. Berdasarkan Prosesnya
1)
Komunikasi Aktif, merupakan
suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan
komunikan, di manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga
terjadi timbal balik di antara keduanya.
2)
Komunikasi Pasif,
terjadi di mana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap komunikan
sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan
untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.[12]
7. Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi yang efektif harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a
Komunikator
harus memahami etos dirinya yakni harus mawas diri apakah ia mempunyai
kemampuan sebagai komunikator.
b
Komunikator
harus memahami pesan yang akan digunakan.
c
Komunikator
harus memahami keadaan penerima pesan.
d
Komunikator
harus memperhatikan situasi dan kondisi pada saat komunikasi dilaksanakan.
Dalam komunikasi efektif dan dialogis, seorang pemimpin tidak
selalu memimpin percakapan tanpa memberi kesempatan kepada pihak lain.
Komunikasi yang tidak efektif dapat berpengaruh buruk terhadap
produktivitas organisasi, dimana akan melahirkan kesenjangan antarsesama
anggota organisasi dan terganggunya siklus pekerjaan yang pada akhirnya akan
mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan.[13]
8. Fungsi Komunikasi
a. fungsi informasi.
b. fungsi komando akan perintah.
c. fungsi mempengaruhi dan penyaluran.
d. fungsi integrasi.[14]
Organisasi tidak mungkin berada
tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat
mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima
masukan informasi, dan para penyelia tidak dapat memberikan instruksi.
Kartini Kartono (1998, hlm.119)
menyebutkan manfaat komunikasi, khususnya bagi suatu organisasi sebagai
berikut:
a.
Menghubungkan
semua unsur yang melakukan inter-relasi pada semua lapisan.
b.
Semua
jajaran pimpinan dapat langsung mengetahui keadaan bidang-bidang di bawahnya.
c.
Meningkatkan
rasa tanggung jawab semua anggota dan melibatkan mereka pada kepentingan
organisasi.
d.
Memunculkan
saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing.
Hubungan manusiawi yang wajar dan
harmonis akan menimbulkan suasana kerja ataupun belajar yang memberikan
dukungan kepada usaha pencapaian tujuan organisasi sebagai tujuan bersama, oleh
karena itu komunikasi harus memberikan dampak sebagai berikut :
a.
Mempermudah
mendapatkan informasi yang diperlukan guna mewujudkan kerja yang menjadi beban
tugas organisasi.
b.
Mempermudah
pelaksanaan konsepsi dan tugas-tugas yang memerlukan tanggung jawab.
c.
Mempermudah
memberikan dorongan agar setiap personal berpikir dan bekerja dengan penuh
inisiatif, kreatif dan disertai dedikasi yang tinggi.
d.
Memberikan
kepuasan kepada setiap anggota organisasi, karena dapat memenuhi dorongan ingin
tahu yang ada pada dirinya sesuai dengan posisi masing-masing.[15]
BAB III
PENUTUP
Dalam koordinasi dan komunikasi
terdapat beberapa ketentuan-ketentuan tertentu guna mendukung tercapainya suatu
tujuan. Selain itu dengan adanya koordinasi dan komunikasi yang baik juga akan
menghasilkan dampak-dampak yang positif yang menjadikan suatu organisasi
menjadi lebih baik dalam pelaksanaannya serta dalam pencapaian tujuannya.
Oleh karena itu pembahasan
koordinasi dan komunikasi akan memberikan konteribusi bagi kita, terutama
sebagai calon guru agar bisa memahami ilmu tentang komunikasi dan koordinasi,
sehingga akan membantu dalam keefektifan kerja ketika menjadi pengajar
nantinya. Bukan hanya itu, juga akan memberikan kontribusi dalam setiap bidang
kehisupan yang akan digelutinya, karena koordinasi dan komunikasi akan
diperlukan dalam semua aspek kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas,
Syahrizal. 2009. Manajemen Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Offset.
Marno dan Triyo
Supriyatno. 2008. Manajemen Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Mulyasa,
E.. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset.
Stuisna, Oteng. 1983. Administrasi
Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung : Angkasa.
Ukas, Maman. 1999. Manajemen
Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung : Ossa Promo.
Yusuf,
Musfirotun. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Gama Media.
[1] E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2002, hlm. 131.
[2]
Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi, Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Offset, 2009, hlm. 64.
[3] E.
Mulyasa, ..... , hlm. 132-133.
[4]
Musfirotun Yusuf, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Gama Media, 2008,
hlm. 84
[5] E.
Mulyasa, ..... , hlm. 134.
[6]
Musfirotun Yusuf, ..... , 2008, hlm. 86.
[7]
Musfirotun Yusuf, ..... , 2008, hlm. 76.
[8] Oteng Stuisna, Administrasi
Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung : Angkasa,
1983, hal. 190.
[9] Marno
dan Triyo Supriyatno, Manajemen Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung:
PT. Refika Aditama, 2008, hlm. 23.
[10]
Musfirotun Yusuf, ..... , 2008, hlm. 77.
[11] E.
Mulyasa, ..... , hlm. 138-142.
[12] Oteng Stuisna, .....
, hal.197.
[13] Abbas, .....
, hlm. 72.
[14] Maman Ukas, Manajemen
Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, Bandung : Ossa Promo, 1999, hlm. 315.
[15]Musfirotun
Yusuf, ....., hlm. 81-82.